Kamis, 29 Mei 2008

gayo bersebuku

Posted by: wawan | June 16, 2007

Danau Laut Tawar

Luas 5.472 Ha, Panjang rata-rata 17 km, Lebar Rata – rata 3,219 km, Volume air 2,5 trilyun Liter (2.537.483.884 m3), Jalan Propinsi Sebelah Utara: 18 km, Sebelah Selatan: 24 km

Sifat Fisik Danau

1. Jumlah Aliran bermuara ke danau 25 Sungai/ aliran/alur dengan debit total

10.043 ltr/detik, yang keluar ke Kr. Peusangan ; 5.664 ltr/detik

2. Kedalaman Rata – rata

Jarak dari Pingir Kedalaman Rata-rata

· 35 m 8,9 m

· 100 m 19,27 m

· 620 m 51,13 m

3. Suhu Air Danau Rata – Rata

Kedalaman Suhu Rata-rata

· 1 m 21,55 derajat Celcius

· 5 m 21,37 derajat Celcius

· 10 m 21,15 derajat Celcius

· 20 m 20,70 derajat Celcius

· 50 m 19,35 derajat Celcius

4. Kecerahan tertinggi 2,92 m (ditengah danau), terendah 1,29 m (Kp. KualaII), Semakin tinggi kecerahan semakin jernih air

danau1.jpg


Sifat Kimia Danau

1. pH (keasaman)Untuk mendukung mahluk hidup di biota air tawar dibutuhkan pH antara 6,7 – 8,6, pH Danau Laut Tawar rata-rata 8,35

2. DO (Dissolved Oxygen) – Oksigen Terlarut = Kehidupan di air (hewan/ tumbuhan) dapat bertahan hidup jika DO minimum 5 ppm,; DO Danau Laut Tawar rata-rata 5,94 ppm

3. BOD (Biological Oxygen Demand) = Kebutuhan oksigen oleh bakteri dan mikroba untuk enetralisir bahan organik, BOD tinggi pencemaran bahan organik tinggi. BOD 1 ppm air sangat bersih, 2 ppm bersih, 3 ppm agak bersih, 4 ppm diragukan kebersihannya. BOD Danau Laut Tawar rata-rata 0,8 ppm

4. COD (Chemical Oxygen Demand) = Kebutuhan oksigen oleh bakteri dan mikroba untuk Penetralisir bahan kimia, COD tinggi pencemaran bahan kimia tinggi. COD Danau Laut Tawar sangat kecil (tidak terditeksi)
5.
Bahan Anorganik, untuk menditeksi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi masyarakat seperti pemupukan, limbah rumah tangga dll.
a.
Nitrogen, idealnya 0,3 ppm
Nitrogen Danau Laut Tawar (dalam bentuk Nitrat 0,032 ppm, dalam bentuk nitrit 0,002 ppm) sangat kecil (tidak terditeksi)
b.
Fosfat, Jika lebih dari 0,015 ppm, ganggang akan tumbuh subur
Fosfor Danau Laut Tawar rata-rata 0,51 ppm, (diperkirakan dari Diterjen,Pupuk, hewan mati, kotoran hewan & limbah Rumah tangga lainnya)
c.
Kalium, Danau Laut Tawar rata-rata 1,98 ppm (diperkirakan dari pupuk dan hewan mati)
6.
Bahan Organik, terutama lemak/minyak
Bahan organik Danau Laut Tawar sangat kecil (tidak ternyata)

Flora Danau
Vegetasi penyangga Danau Plankton (Fitoplnkton & Zooplankton) : 46 Jenis, 11 kelas, kelas Chlorophyceae 35%, Bacillariophyceae 24 %, Myxophyceae 9%, lain-lain 32 %.
Eceng Gondok, Hydrilla dan Kiambang terdapat merata di pingir danau

Vegetasi Rumput 36 Jenis/Spesies

Vegetasi Hutan didominasi oleh Pinus merkusii, Kayu Nunang, Kayu Pirak (Annonaceae), Gele Uten (Family Myrtaceae), Batang Kapuk (Gossypium sp)
Vegetasi Perkebunan : 16 Jenis/spesies, didominasi oleh Kopi Arabika (Coffea arabica)

Fauna Danau
Fauna sekitar danau Moluska 3 jenis/spesies, Annelida 1 jenis
Pisces, 22 Jenis ikan, 15 jenis ikan setempat (Native)
Insekta 49 Spesies

Aves (burung) 10 Spesies
Mammalia 20 Spesies, 13 famili, 13 diantaranya termasuk hewan yang dilindungi (Binturung, pukas, Trenggiling, landak, Kancil, Napu, Owa, siamang, Tanado, Harimau, Kucing Hutan, Rusa, Kijang)

Penduduk Sekitar
Jumlah Penduduk disekitar Danau 21.487 Jiwa (2002), 4 Kecamatan, 23 Desa
Bintang, 14 Desa (Bamil Nosar, Bale Nosar, Mude Nosar, Kejurun Syiah Utama, Mengaya, Bewang, Kala Bintang, Kuala I, Gegarang, Merodot, Linung Bulen II, Kala Segi, Kelitu Sintep)
Kebayakan, 3 Desa (Lot Kala, Mendale, Kala Lengkio)
Bebesen, 2 Desa (Kemili, Keramat Mupakat)
Lut Tawar, 4 Desa (Toweren Toa, Rawe, Pedemun One-one, Hakim Bale Bujang, Kelurahan Takengon Timur)

Posted by: cak coel| June 16, 2007

Busana Adat Gayo

Di masa silam orang Gayo pernah mengenal bahasan busana dari kulit kayu nanit, hasil tenunan sendiri dari bahan kapas, dan bahan kain yang didatangkan dari luar daerah Gayo. Periode pemakaian nanit sudah jauh dari ingatan orang sekarang, yang konon dipakai pada masa-masa sulit di zaman kolonial Belanda atau masa sebelumnya. Kegiatan bertenun pun sudah lama tak tampak dalam kehidupan mereka, kecuali pada masa pendudukan balatentara Jepang di mana kehidupan serba sulit. Busana yang diperkenalkan di sini dibatasi pada busana sub kelompok Gayo Lut yang berdiam di Kabupaten Aceh Tengah. Uraian tentang busana atau pakaian ini termasuk unsur perhiasan atau assesorisnya yang dikenakan dalam rangka upacara perkawinan, karena di luar upacara itu tidak tampak. adanya ciri busana khas Gayo, lebih-lebih pada zaman masa belakangan ini.

Unsur-unsur pakaian pengantin wanita adalah baju, kain sarung pawak, dan ikat pinggang ketawak. Unsur-unsur perhiasan adalah mahkota sunting, sanggul sempol gampang, cemara, lelayang yang menggantung di bawah sanggul, ilung-ilung, anting-anting subang gener clan subang ilang, yang semuanya itu ada di seputar kepala. Di bagian leher tergantung kalung tangang terbuat dari perak atau uang perak tangang ringit dan tangang birah-mani; clan belgong yang merupakan untaian manik-manik. Kedua lengan sampai ujung jari dihiasi dengan bermacam-macam gelang seperti ikel, gelang iok, gelang puntu, gelang berapit, gelang bulet, gelang beramur, topong, dan beberapa macam cincin sensim belah keramil, sensim genta, sensim patah paku, sensim belilit, sensim keselan, sensim ku I. Bagian pinggang selain ikat pinggang dari kain ketawak, masih ada tali pinggang berupa rantai genit rante; clan di bagian pergelangan kaki ada gelang kaki. Unsur busana lain yang sangat penting adalah upuh ulen-ulen selendang dengan ukuran relatif lebar.

Busana adat perkawinan Gayo, mengetengahkan kekayaan teknik sulaman benang warna putih, merah, kuning dan hijau. Pakaian pria dikenal dengan sebutan baju Aman mayak, pakaian wanita disebut Ineun mayak.

Pengantin pria mengenakan bulang pengkah, yang sekaligus berfungsi tempat menancapkan sunting. Unsur lain adalah baju putih, tangang, untaian gelang pada lengan, cincin, kain sarung, genit rante, celana, ponok yakni semacam keris yang diselipkan di pinggang.

Sanggul sempol gampang dengan bentuk tertentu sempol gampang bulet dipakai pada saat akad nikah, dan ada bentuk lain sempol gampang kemang yang dipakai selama 10 hari setelah akad nikah. Sunting yang semacam mahkota itu merupakan susunan perca kertas minyak warna-warni sebagai simbol kebesaran atau keanggunan. Baju pria dan wanita clan celana pria biasanya berwarna hitam. Sedangkan kain sarung adalah semacam songket yang disebut upuh kerung bakasap.

Unsur pakaian yang diberi hiasan adalah upuh ulen-ulen, baju wanita baju kerawang, clan ketawak. Motif-motif hiasan yang selalu muncul pada ketiga unsur pakaian ini adalah: mun berangkat atau mun beriring (awan berarak), pucuk rebung (pucuk rebung), puter tali (pilin berganda), peger (pagar), matan lo (matahari), Wen (bulan). Motif mun berangkat merupakan simbol kesatuan atau kesepakatan; pucuk rebung bermakna ikatan yang teguh; puter tali bermakna kerukunan atau saling tenggang; peger bermakna ketahanan clan ketertiban; matan lo dan ulen adalah kekuatan yang menyinari alam semesta termasuk manusia itu sendiri.

Motif-motif di atas dijahitkan dengan benang berwarna putih, merah, kuning, dan hijau pada latar warna hitam pada selendang upuh ulen-ulen. Kecuali motif matahari clan bulan, motif-motif lainnya dituangkan pula pada baju wanita dengan latar hitam. Motif pada stagen ketawak berlatar kain warna merah muda atau merah bata. Belakangan latar kain tempat menuangkan motif tadi menjadi sangat bervariasi, tergantung pada selera penjahitnya, misalnya biru, kuning, merah, coklat clan lain-lain. Unsur pakaian itu bukan lagi untuk suatu upacara adat seperti perkawinan, tetapi dipakai dalam upacara yang bersifat resmi lainnya. Perkembangan ini ada kecenderungan sebagai memperkuat identitas atau kebanggaan etnik. Pakaian semacam itu dipakai para pejabat dalam menerima tamu terhormat yang datang dari luar daerah, misalnya menteri. Tamu terhormat itu pun disambut penari yang menggunakan “baju adat” baju ketawang dengan berselimut upuh ulen-ulen tadi. Biasanya tamu terhormat atau tamu - agung itu diselimutkan pula dengan kain adat upuh ulen-ulen berkualitas terbaik. Pemberian ini sebagai simbol rasa hormat yang tinggi sekaligus sebagai ungkapan penerimaan yang ikhlas dari masyarakat.

Pada masa yang lebih akhir ini industri kerajinan kain bernuansa adat ini digalakkan oleh pemerintah setempat clan berkembang menjadi industri kerajinan rumah tangga. Motif-motif tadi tidak hanya dituangkan pada busana, tetapi sudah muncul pada kopiah, tas, dompet, taplak meja, bantalan kursi, clan lain-lain. Perkembangan ini dirasakan semakin memantapkan identitas budaya.

Hasil-hasil kerajinan yang muncul dalam berbagai item tadi, yang dikenal dengan kerawang Gayo kebetulan mendapat perhatian pada di luar Gayo. Hal itu menyebabkan tumbuhnya industri “Kerawang Gayo” di luar daerah Gayo, misalnya di Banda Aceh, Medan, Jakarta dan hasilnya muncul di berbagai toko cenderamata di berbagai kota di Indonesia.

Posted by: wawan| June 14, 2007

Suku Gayo

Suku Gayo bukan bagian dari wilayah kekuasaan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh. suku Gayo adalah suku minoritas yang berbeda kebudayaannya dengan budaya suku Aceh.

Suku Gayo memiliki kerajaan yang berdiri sendiri dan dinamakan Kerajaan Linge. Dimana Kerajaan Linge ini dibangun pada tahun 416 H / 1025 M di Buntul Linge dengan raja pertamanya, Adi Genali atau yang dinamakan juga dengan Kik Betul, yang mempunyai empat orang putra yaitu Sibayak Linge, Empu Beru, Merah Johan, Merah Linge. Dimana Raja Linge I mewariskan sebilah pedang dan cincin permata kepada keturunannya. Dimana cincin permata itu berasal dari Sultan Peureulak Makhdum Berdaulat Mahmud Syah (tahun 1012 M -1038 M). Ketika Adi Genali membangun Kerajaan Linge bersama seorang perdana menteri Syeikh Sirajuddin yang bergelar Cik Serule.

histo11.jpg

Cap resmi Kerajaan Linge (1287 H/1869 M)

Suku Gayo atau urang (orang) Gayo adalah penduduk asli yang mendiami daerah Takengon, Linge, Bebesan, Pegasing, Bintang dll (Kabupaten Aceh Tengah), Redelong, Pondok Baru, Wih Pesam, Timang Gajah dll (Kabupaten Bener Meriah), Blangkejeren, Rikit, Terangun, Kuta Panjang dll (Kabupaten Gayo Lues), dan Serbejadi (Kabupaten Aceh Timur). Generasi lebih tua sering menyebut suku ini dengan sebutan Gayo Lut, Gayo Lues dan Gayo Serbejadi.

Gayo Lut atau Gayo Laut mendiami hampir seluruh daerah yang berada dalam Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah. Urang Gayo (Orang Gayo) saat ini banyak yang merantau ke luar daerah asalnya, baik itu dalam wilayah Indonesia maupun diluar negeri.

Bahasa

Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan lokop di Kecamatan Serba Jadi Kabupaten Aceh Timur. Selengkapnya

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahasa Gayo

Kepercayaan

Suku Gayo beragama Islam,tetapi masih ada yang percaya terhadap praktek perdukunan.

Mata pencaharian

Mata pencaharian utama adalah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.

[sunting] Kerajaan Lingga

Kerajaan Lingga atau Linge (dalam bahasa gayo) di tanah Gayo, menurut M. Junus Djamil dalam bukunya "Gajah Putih" yang diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Atjeh pada tahun 1959, Kutaraja, mengatakan bahwa sekitar pada abad ke-11 (Penahunan ini mungkin sangat relatif karena kerajaan Lamuri telah eksis sebelum abad ini, penahunan yang lebih tepat adalah antara abad ke 2-9 M), Kerajaan Lingga didirikan oleh orang-orang Batak Gayo pada era pemerintahan Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kerajaan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.

Raja Lingga I, yang menjadi keturunan langsung Batak, disebutkan mempunyai 6 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga, Meurah Johan dan Meurah Lingga, Meurah Silu dan Meurah Mege.

Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Batak leluhurnya tepatnya di Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lamkrak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamoeri dan Lamuri atau Kesultanan Lamuri atau Lambri. Ini berarti kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Kesultanan Daya merupakan kesultanan syiah yang dipimpin orang-orang Persia dan Arab.

Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wihni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.

Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Lingga lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.

DINASTI BATAK (LINGGA)

1. Raja Lingga I di Gayo

  • Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo. Menjadi Raja Karo
  • Raja Marah Johan (pendiri Kesultanan Lamuri)
  • Marah Silu (pendiri Kesultanan Samudera Pasai), dan

2. Raja Lingga II alias Marah Lingga di Gayo 3. Raja Lingga III-XII di Gayo 4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh, pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.

Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era 1. Raja Sendi Sibayak Lingga. (Pilihan Belanda) 2. Raja Kalilong Sibayak Lingga

[sunting] Kabupaten

Tiga Kabupaten Utama Mayoritas Suku Gayo
1. Kabupaten Aceh Tengah
2. Kabupaten Bener Meriah
3. Kabupaten Gayo Lues

Sistem pemerintahan

Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari :

  • Reje
  • petue
  • Imeum
  • sawudere

Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imeum, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.

Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok klen (belah). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matriokal (angkap).

Kelompok kekerabatan terkecil disebut saraine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klen). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan matapencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat matapencaharian yang rumit. Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini matapencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.

Seni Budaya

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten),guru didong, dan melengkap (seni berpidato berdasarkan adat), yang juga tidak terlupakan dari masa ke masam, Karna Orang Gayo kaya akan seni budaya.

Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (munentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacum oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.


Selasa, 27 Mei 2008

primbon

Ramalan jodoh, palmistry, numerology, primbon, horoscope, dan hal mistik yang lain.Tertarik dengan ramalan dari primbon Jawa tempo doeloe ? Dari hal-hal tentang kepribadian, atau perjodohan berdasarkan hari lahir ( weton ). ...

PRIMBON™ Website! Gerbang dunia mistik & alam gaib. Pertama dan satu²nya di internet, situs yang mengulas tuntas segala hal yang berkaitan dengan dunia mistik dan supranatural. Ide pembuatan situs ini didapat dari rekan² kami yang ternyata tidak sedikit dari mereka yang antusias terhadap segala hal yang berkaitan dengan fenomena supranatural, primbon, ramalan, hantu ataupun cerita² seram, meskipun sekedar untuk iseng saja. Walaupun berawal dari keisengen, tetapi bagaimanapun juga pembuatan maupun bahan rujukannya tetap mengacu pada primbon yang sudah menjadi kepercayaan. Website ini sendiri sebenarnya telah online sejak tahun 1999 dengan alamat http://primbon.go.to, baru pada tanggal 15 Juli 2003 mendapatkan DotCom- nya. Berdasarkan arti katanya, primbon sebenarnya merupakan suatu adat kebiasaan atau aturan kepercayaan yang masih hidup dan senantiasa dilestarikan dikalangan masyarakat kita. Warisan budaya leluhur yang sebenarnya banyak ragamnya, namun karena keterbatasan kami, maka dalam website ini lebih banyak diulas primbon yang sifatnya umum saja. Oleh sebab itu masukan dari anda sangat kami harapkan. Demi kemajuan website ini pula, kami membuka diri terhadap segala bentuk penawaran kerjasama ataupun sumbangan artikel oleh anda yang berkompeten dibidang ini. Akhir kata kami ucapkan, "Selamat Menikmati!". Apapun hasil perhitungannya, anda sepenuhnya harus tetap berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Rabu, 14 Mei 2008

matematika menyenangkan

Matematika itu Menyenangkan
By zakimath
Jum'at, 24-November-2006, 10:03:56 11459 clicks Send this story to a friend Printable Version
Pada mulanya hanyalah sebuah keinginan sederhana dari Dr. Widodo untuk membuktikan kepada masyarakat, terutama masyarakat ilmiah, bahwa prestasi bangsa Indonesia di bidang ilmu pengetahuan, terutama matematika, tidaklah mengecewakan seperti yang selama ini biasa dipersepsikan. Ia bahkan meyakini dengan treatment yang sama dan model pembinaan yang intensif, sesungguhnya Indonesia pun mampu mengukir prestasi yang sama seperti negara-negara lainnya.
“Matematika itu sebenarnya ora begitu-begitu banget. Kita sudah buktikan itu....
Matematika itu Menyenangkan

Yogya, KU

Pada mulanya hanyalah sebuah keinginan sederhana dari Dr. Widodo untuk membuktikan kepada masyarakat, terutama masyarakat ilmiah, bahwa prestasi bangsa Indonesia di bidang ilmu pengetahuan, terutama matematika, tidaklah mengecewakan seperti yang selama ini biasa dipersepsikan. Ia bahkan meyakini dengan treatment yang sama dan model pembinaan yang intensif, sesungguhnya Indonesia pun mampu mengukir prestasi yang sama seperti negara-negara lainnya.

“Matematika itu sebenarnya ora begitu-begitu banget. Kita sudah buktikan itu. Dari segi dosen misalnya, di luar negeri kita tidak kalah, malah the best. Dan sekarang ini adalah saatnya kita buktikan bahwa mahasiswa kita pun mampu bersaing di tingkat internasional. Jadi kita bisa buktikan bahwa teman-teman di Jurusan Matematika UGM, maupun perguruan tinggi yang besar lainnya, bisa terus bersaing di tingkat internasional Kalau tidak dengan cara-cara seperti ini, existing-nya kadang-kadang dipersepsikan keliru oleh masyarakat,” kata Ketua Jurusan Matematika FMIPA UGM ini dalam perbicangan ringan di Gedung Pusat UGM, beberapa waktu lalu.

Sekilas terkesan seperti ngaya wara. Tapi Pak Widodo tak peduli dengan semua itu. Tekad dan keinginannya bulat sudah. Meski untuk semua itu dia harus berjuang sendirian. Tahun 2003 menjadi titik awal langkahnya. Saat itu, dia menjabat sebagai Ketua Prodi Matematika FMIPA UGM. Pontang-panting dia kesana-kemari dengan biaya sendiri untuk melakukan pembinaan, mencari informasi dan juga referensi. Semua itu dia lakukan karena dia tak sepenuhnya percaya dengan kecepatan birokrasi.

“Saya memang punya komitmen yang tinggi terhadap ini. Tapi itu karena saya punya sesuatu yang lain juga. Saya punya kegiatan yang bisa mem-back-up ini semua. Jadi saya bisa bekerja tanpa pamrih sama sekali. Tahun 2003-2004 mana ada saya menganggarkan ini. Nol, betul-betul nol. Tapi semua tetap saya lakukan. Baru setelah saya menjadi pengurus jurusan, saya anggarkan dong,” paparnya dengan tawa berderai.

Tak berhenti hanya sampai itu. Dia pun mencoba metani anak didiknya menjadi calon-calon yang layak untuk diunggulkan. Tentu saja ini bukan pekerjaan yang terlalu mudah. Sebab, jika hanya mengandalkan IP tinggi semata, hal itu ternyata tidaklah mencukupi sebagai bekal menembus laga. Yang penting, kata Widodo, justru IP tinggi plus ketekunan. Dwi Ertiningsih dan Nikenasih Binatari yang beberapa waktu lalu berhasil mengukir prestasi dalam International Scientific Olympiad on Mathematics (ISOM), adalah yang termasuk dalam kategori pandai dan tekun.

Upaya yang dilakukan Pak Widodomenjadi sedikit lebih ringan ketika UGM mulai menyelenggarakan program penelusuran bibit unggul berprestasi. Dia pun memulai proses penelusuran untuk menemukan calon-calon unggulan melalui ajang olimpiade. Tak terlalu sulit baginya untuk menemukan siapa yang berpotensi. Pengalaman mengajar matematika untuk siswa-siswa SMU calon peserta olimpiade matematika sangat membantu Pak Widodo melakukan proses penelusuran. Nanang Susyanto yang beberapa waktu lalu berhasil meraih medali perunggu dalam International Mathematics Competition (IMC), adalah satu dari sedikit calon unggulan yang ditemukan Pak Widodo dalam ajang olimpiade.

“Kebetulan tidak semua peserta olimpiade adalah anak orang kaya. Tidak semua ingin masuk ke teknik atau kedokteran. Meskipun juga harus diakui, belum banyak yang mau ke ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika dan kimia. Saya tidak tahu mengapa, tapi mungkin kalau menurut saya pribadi, karena ilmu dasar di Indonesia belum mendapat perhatian lebih daripada ilmu-ilmu lain, baik oleh pemerintah, maupun masyarakat luas sekalipun. Matematika masih dianggap seperti itung-itungan. Padahal kalau di luar negeri, seseorang menjadi profesor matematika bisa jadi kaya, bisa jadi konsultan,” paparnya.

***

Untuk membina calon-calon unggulan, Pak Widodo membentuk sebuah tim pembina di Jurusan Matematika FMIPA UGM. Tim beranggotakan mereka-mereka yang memang terbaik. Semua adalah doktor. Pak Widodo juga mulai menganggarkan pembinaan di tingkat jurusan dalam RKAT. Besarnya, Rp 20 juta per tahun. “Ada reward meskipun saya tahu itu belum sebanding dengan jerih payah mereka,” katanya.

Kini, setelah berbilang tahun, kerja yang dilakukannya telah berbuah hasil. Dia berhasil menggembleng dan mengantarkan mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UGM meraih prestasi di tingkat internasional. Tercapai sudah keinginannya untuk membuktikan bahwa UGM masih menjadi yang terbaik. Tak hanya itu, tekad dan semangatnya juga mendapat apresiasi dari kawan-kawan seiringnya di Jurusan Matematika FMIPA UGM, bahkan juga di tingkat fakultas maupun universitas. Pak Widodo pun mengaku senang ketika Dwi, Niken dan Nanang akhirnya mendapat beasiswa pendidikan hingga ke jenjang S3 dari universitas. Ini menjadi salah satu bukti dan komitmen dari UGM.

“Tahun 2005, sebetulnya pihak rektorat menghendaki saya untuk diajukan sebagai dosen berprestasi di tingkat nasional. Tapi saat itu saya bilang, tidak. Saya adalah ketua jurusan, masak mengusulkan dirinya sendiri. Kan harus sesuai prosedur. Dipeksa-peksa pun saya tetap tidak mau. Saya bukan tipe seperti itu. Kalau meng-acc diriku sendiri, sampai kapan pun saya tidak mau. Tapi saking judeg-nya mungkin, akhirnya saya dapat penghargaan dari rektor. Namanya, dosen berprestasi untuk lomba-lomba di tingkat internasional. Itu salah satu yang saya pakai untuk kenaikan pangkat saya. Alhamdulillah,” paparnya.

***

Matematika adalah bidang ilmu yang sangat disukai Pak Widodo, bahkan semenjak dia masih tinggal di Batang. Pak Widodo memang asli Batang. Dia lahir di Batang, 31 Oktober 1963. “Bapak dan ibu saya hanya sampai SD kelas 3. Bapak hanya seorang tukang. Yang saya rasakan waktu itu, orang yang tidak berpendidikan itu kayak tertindas, ‘agak disewenang-wenangi’. Makanya saya berjuang. Alhamdulillah, tanpa bermaksud menyombongkan diri, waktu SMA, saya ranking 1 dari 12 kelas. Biologi, Fisika, dan Kimia, Insya Allah, nilainya 10 semua. Tapi yang paling saya suka tetap Matematika,” tuturnya.

Itu sebabnya, meski sang ibu lebih senang jika dirinya menjadi dokter, Pak Widodo tetap memilih Matematika. Dia lolos menembus UGM melalui jalur PP-2. Dengan sadar dia memilih Matematika sebagai pilihan pertamanya. Alasannya sederhana saja, karena suka. Dan tahun 1988, dia lulus dari UGM. Pada tahun 1992 dia merampungkan S2 di ITB. Sedangkan pendidikan Doktor Matematika diselesaikannya di Universitas Innsbruck Austria, tahun 1996. Kini bidang spesialisasinya adalah Matematika Terapan: Sistem Dinamika, Model Matematika, Riset Operasi (Sains Manajemen).

“Ada filosofi yang mengatakan, dengan menguasai matematika, bahasa dan seni, orang akan menguasai dunia. Matematika itu, kalau saya bisa buktikan powerfull di bidang tertentu misalnya, baru orang terpukau. Akhirnya mereka merasa bahwa matematika itu penting. Tak jarang setelah S3 di luar negeri, baru tahu kalau matematika itu penting,” kata penggemar olahraga badminton ini.

Semua, kata Pak Widodo, memang bermula dari sekat-sekat keilmuan yang diciptakan dengan begitu ketat pada masa lalu. Pengelompokan ilmu yang akhirnya hanya melahirkan keangkuhan yang begitu luar biasa dalam diri individu. Padahal ilmu hanya akan berkembang jika multidisiplin. Tak ada persoalan riil yang bisa diselesaikan dengan satu disiplin ilmu saja. Tak hanya itu, pendidikan di bangku SD hingga SLTA juga memegang peranan penting. Kenyataannya, matematika masih menjadi momok yang menakutkan. Padahal, meski tidak semuanya, matematika bisa dibuat joke, dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

“Saya mengajar anak-anak SMP juga. Mereka bisa enjoy. Bisa mengikuti dengan baik. Jadi kuncinya, kepandaian adalah syarat perlu. Tapi, itu tidak cukup. Harus dicukupkan dengan banyak hal seperti, bisa menghargai pendapat anak, tidak boleh semena-mena, mau belajar terus menerus sepanjang hayat dan terus belajar tentang metode pengajaran yang baik. Ini yang tidak banyak dilakukan oleh kebanyakan guru,” paparnya.

Pak Widodo memang berbeda dengan kebanyakan matematikawan lainnya. Dia lebih suka berupaya agar matematika bisa menyenangkan orang. Joke-joke segar adalah salah satu cara yang biasa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. (ida tungga)

( )

Selasa, 13 Mei 2008

Membuat Kalkulator Dengan Macromedia Flash 8

Membuat Kalkulator Dengan Macromedia Flash 8

Tahap I. Membuat Tampilan Tombol

· Bukalah flash document, kemudian insert dua layer baru, sehingga layer menjadi tiga buah masing-masing diberi nama, Teks, Tombol, actions.

· Pada layer tombol, buatlah button 0-9, tombol decimal, AC, CE dan tombol operasi ; “+”, ”-“.”, “x”, dan “:”.Atau ambil button yang telah disediakan pada macromedia flash 8, ambil di windows ==> components (Ctrl+F7). Setelah itu beri label untuk setiap tombol. Kemudian untuk setiap tombol berikan instance name sebagai berikut:

“0” = my0

“1” = my1

“2” = my2

“3” = my3

“4” = my4

“5” = my5

“6” = my6

“7” = my7

“8” = my8

“9” = my9

“.” = myDesimal

“+” = myPlus

“-“ = myMinus

“:” = myDivide

“x” = myTimes

“AC” = myClear

“CE” = myClearEntry

Tahap II. Menambah Teks Box

Tempat menampilkan angka dan hasil dari perhitungan.

  • Pada bagian atas kalkulator buatlah sebauh TextBox pada layer Teks dengan property dynamic text dengan var myNumber.
  • Pilih Insert => New Symbol, buatlah sebuah movie clip dengan nama FakeZero. Gunakan texttool untuk membuat nol. Aturlah ukuran, font dan warna. Klick scene1 untuk kembali ke Timeline.
  • Pada layer Teks, draglah sebuah instance dari FakeZero, dan instance name pada property beri nama myFakeZero.

Tahap III. Menambah Action Script.

Selanjutnya tinggal menambahkan action script. Ketiklah action Script seperti dibawah ini di Frame1 pada layer action.

myOp="";

lastNumber=0;

thisNumber=0;

myNumber="";

newNum=true;

my1.onRelease=function () {

numberPress (1);

}

my2.onRelease=function () {

numberPress (2);

}

my3.onRelease=function () {

numberPress (3);

}

my4.onRelease=function () {

numberPress (4);

}

my5.onRelease=function () {

numberPress (5);

}

my6.onRelease=function () {

numberPress (6);

}

my7.onRelease=function () {

numberPress (7);

}

my8.onRelease=function () {

numberPress (8);

}

my9.onRelease=function () {

numberPress (9);

}

myDesimal.onRelease=function () {

numberPress(".");

}

my0.onRelease=function () {

numberPress(0);

}

function numberPress (whichKey) {

if (newNum) {

setProperty("myFakeZero",_visible,false);

myNumber=string(whichKey);

}else{

myNumber=myNumber+string(whichKey);

}

newNum=false;

}

myPlus.onRelease=function () {

myOperator("add");

}

function myOperator (myNewOp) {

thisNumber=Number (myNumber);

if (myOp=="add") {

myNumber=lastNumber+thisNumber;

thisNumber=myNumber;

}

if (myOp=="subtract") {

myNumber=lastNumber-thisNumber;

thisNumber=myNumber;

}

if (myOp=="times") {

myNumber=lastNumber*thisNumber;

thisNumber=myNumber;

}

if (myOp=="divide") {

myNumber=lastNumber/thisNumber;

thisNumber=myNumber;

}

lastNumber=thisNumber;

newNum=true;

myOp=myNewOp;

}

myMinus.onRelease=function () {

myOperator ("subtract");

}

myTimes.onRelease=function () {

myOperator ("times");

}

myDivide.onRelease=function () {

myOperator ("divide");

}

myClear.onRelease=function () {

myOp="";

lastNumber=0;

thisNumber=0;

myNumber="0";

newNum=true;

setProperty ("myFakeZero",_visible,true);

}

myClearEntry.onRelease=function () {

myNumber="";

newNumber=true;

setProperty ("myFakeZero",_visible,true)

}

myEquals.onRelease=function () {

thisNumber=Number (myNumber);

newNum=true;

if (myOp=="add") {

myNumber=lastNumber+thisNumber;

}

if (myOp=="subtract") {

myNumber=lastNumber-thisNumber;

}

if (myOp=="times") {

myNumber=lastNumber*thisNumber;

}

if (myOp=="divide") {

myNumber=lastNumber/thisNumber;

}

lastNumber=0;

myOp="";

}

Kemudian tekan Ctrl+Enter untuk test movie.

Selamat Mencoba! Mudah2an berhasil….